Selepas SMU, aku tinggal dengan salah satu keluarga dari ortu aku di ibu
kota propinsi. Maksudnya untuk mempermudah mencari pekerjaan karena
ortu aku gak sanggup membiayai sekolahku lebih tinggi lagi. Karena tidak
punya keahlian apa2 dan tanpa pengalaman kerja, maka aku ikut kursus
komputer dulu supaya bisa bekerja di bagian IT. Kata orang, bagian ini
banyak membutuhkan karyawan. Karena kegiatanku hanya mengikuti kursus
maka aku mempunyai banyak waktu luang. Daripada bengong, pada waktu
luang, aku mengantarkan balita anak keluarga dimana aku numpang untuk
ikut semacam play group yang diselenggarakan oleh satu LSM agama.
Sekolahnya hanya 3 jam, makanya aku tungguin aja sampe selsai
sekolahnya, daripada mondar mandir ngabisin bensin motor. Lagian disana
banyak juga ibu2 yang nungguin anaknya sekolah. Sembari nunggu ya apa
lagi yang bisa dikerjakan selain ngerumpi. Karena aku bukan ibu2, sering
aku males ikutan nerumpi dengan para ibu2 itu, karena yang dirumpiin
adalah gosip tentang artis, ato ngomongin ibu2 yang laen, yeng kebetulan
gak nganter. Bosen kan kalo aku mesti ikutan ngegosip kaya gitu. Aku
seringnya diem aja dan dicuekin sama ibu2 yang laen. Pagi itu, selagi
makan bakso aku duduk didepan rumah sebelah sekolah itu. Kebetulan gak
ada ibu2 yang ngerumpi didepan sekolah. Rumahnya besar juga, cuma sepi
seakan gak ada penghuninya. Selagi makan bakso, keluarlah seorang
bapak2, wah ganteng juga, tinggi dan tegap badannya, atletislah
pokoknya. Suka aku ngeliat si bapak ganteng itu. Dia membuka pintu
pagernya dan menyapaku, "Kok makannya disitu, kan deket tong sampah".
"Gak apa kok pak", jawabku sambil memberikan senyumku yang paling manis.
"Duduk diteras aja yuk, aku juga mo makan bakso kok", dia pesen
semangkok dan mempersilahkan aku masuk. Aku ikutan masuk kerumahnya,
mumpung lagi sepi, kalo enggak pasti aku akan digosipin ma ibu2. "Pak,
gak enak nih, nanti saya jadi sumber gosip ibu2". "Kan kita cuma duduk
diluar aja, gak masuk kerumah. Kalo ada ibu yang laen, nanti aku tawarin
makan bakso juga deh biar gak digosipin. Aku ... (dia menyebutkan
namanya)". "Saya Dina pak". Sambil makan bakso kami ngobrol aja,sampe
selesai makan bakso gak ada ibu2 yang menampakkan diri. Ngobrol ma si
bapak menyenangkan sekali, mana orangnya ganteng, pinter cerita yang
lucu2 sampe aku terpingkel2. Memang sih, guyonannya mengarah ke hal2
yang berbau sex, tapi biasanya kan guyonin sex malah asik kan. Dia
seorang pengusaha, keluarganya tinggal dikota laen karena isterinya
harus meneruskan usaha ayahnya yang telah meninggal dunia. Jadi si bapak
tinggal sendirian dirumah yang besar itu. Sebulan sekali dia pulang
kerumah istrinya. Nyetor kali. ketika sekolah dah bubaran, aku pamit.
"Besok2 kita ngobrol lagi ya pak, itu anak yang saya tungguin dah
selesai sekolahnya". "Dah tinggal aja mangkok baksonya, aku yang bayar
sekalian. Boleh dapet nomer hpnya gak Din". Aku memberikan nomer hpku,
dan meninggalkan rumah itu, "Makasih ya pak buat baksonya". Aku
memboncengkan anak yang kujemput dan melambai ke si bapak yang nungguin
aku dipintu pagernya. Sejak pertemuan itu beberapa kali aku ngobrol
dengan si bapak karena kayanya dia jadi nungguin aku pada hari aku
nganter sekolah. Memang sekolahnya gak tiap hari. Cuma mesti kucing2an
sama ibu2 yang laen supaya gak digosipin, kalo rame ya aku cuma
memandangin dia dari jauh aja, si bapak mengerti dengan kondisi itu.
Pada pertemuan terakhir, si bapak bilang, "Din, biar kita ngobrolnya
lamaan, kamu kesininya jangan pas sekolah dong. Kan gak ada ibu2 yang
liat kamu ngobrol dengan aku". "Liat aja ya pak, Dina belon bisa janji".
"Nanti deh aku kontak kamu di hp". Besoknya ada sms dari si bapak yang
minta aku dateng kerumahnya. Aku jawab gak ada motor karena dipake yang
punya rumah. Dia jawab lagi, naik taksi aja, nanti dia yang bayar.
Karena dia mendesakku terus, akhirnya aku iyakan ajakannya.
Aku pamit ma keluargaku mo kerumah temen dan menuju ke rumah si bapak
pake taksi. Dia dah nunggu didepan rumah. Dia membayar ongkos taksinya,
lalu mengajakku masuk kerumahnya. Dia menutup pintu rumahnya. "Kok sepi
pak rumahnya, gak ada pembantu?" "Pembantu kan gak tiap ari datengnya, 2
ari sekali, kerjanya cuma mbersihin rumah dan setrika pakean. Cuci
pakean kan pake mesin cuci. Untuk makan aku siapain sendiri, seringnya
kan aku makan diluar". "Ketika ngobrol ma Dina, Dina gak pernah liat tuh
ada pembantu". "Dia kan kerja didalem, kita kan ngobrolnya diluar".
"Hari ini bukan jadwalnya pembantu kerja ya pak". "Enggak, biar gak
ganggu acara kita", dia tersenyum. "Mangnya kita mo bikin acara apa
pak". "Gak ada apa2 kok, cuma mo ngobrol bebas aja, Kamu tu seksi sekali
deh Din". Wah mulai ngegombal ni bapak. Memang sih, aku kalo jemput tu
anak suka pake blus dan jins yang ketat sehingga bentuk bodiku tercetak
dengan jelas. Dari sononya, dadaku dihiasi dengan sepasang toket yang
montok dan kenceng, pinggangku ramping dan pantatku membulat, sehingga
kalo aku jalan, pantatku ngegeyol mengikuti irama langkahku. Pahaku juga
langsing proporisonal lah dengan tinggi badanku yang rata2. "Masak sih
pak, Rasanya Dina biasa2 aja deh". "Toket kamu besar ya Din, asik dong
pacar kamu". "Dina gak punya pacar kok pak".
"Dikota asalmu juga gak ada?" "ada, cuma pacaran jarak jauh kan gak sik
pak". "Mangnya ngapain aja kalo pacaran". "Ya biasalah pak, kayak bapak
gak pernah muda aja". "Ramah dong". "Maksudnya", aku gak ngerti arah
ucapannya. "Rajin menjamah maksudnya". Aku senyum2 saja. "Suka diremes2
kan. Mana tahan cowok kamu liat toket montok gini". "IH bapak, tau aja".
"Kan kamu yang bilang kalo aku kan pernah muda juga. Mo nonton dvd gak
Din, ada film seru neh". "Seru pa saru pak", aku guyon. "Seru dan saru,
aku pasang ya".
Ternyata yang dipasang adalah dvd bokep, prempuannya orang asia, Thai
kayanya, kecil, imut dan lelakinya bule. "Ih pak, bule punya gede
panjang gitu ya, apa muat tuh di ceweknya yang imut banget". "Ceweknya
bukan imut, tapi bersebelahan ma bule tinggi besar ya jadi kliatan
imut". Aku terangsang juga melihat adegan ngemut yang sedang dilakukan
si cewek. "Suka ngelakuin gini juga ma cowok kamu". Aku terdiam
menikmati adegan demi adegan yang sangat merangsang. Dia rupanya tau
kalo aku dah mulai terangsang, dia menggeser duduknya kesebelahku di
sofa. "Dah napsu ya Din. Prempuan yang kumisan kaya kamu pasti napsunya
besar". Memang diatas bibir mungilku ada kumis halus yang cukup jelas
terlihat. Aku biarkan saja kumis halus itu sebab kalo dicukur kawatirnya
jadi makin kasar. Mana lagi kumis gak merusak penampilanku kok, malah
si bapak seneng kayanya ma kumisku. "Bapak sok tau ah". "Tuh buktinya
kamu, baru liat bokep sebentar aja, duduknya dah gak tenang, dah gatel
ya Din". Aku dirangkulnya, pipiku diciumnya. "Kamu cantik Din", ketika
aku menoleh kearahnya dia langsung saja menyamber bibirku dengan
bibirnya.
Aku diciumnya dengan penuh napsu. "Aku terangsang sekali deh Din liat
bodi kamu seksi gini". "Pak....", aku hanya melenguh saja karena kembali
bibirku dikulumnya dengan penuh napsu. Tangannya segera menyamber
toketku, dielusnya pelan dari luar blusku. Aku jadi menggelinjang,
Melihat aku menggelinjang, dia mulai meremas pelan toketku sehingga aku
makin menggelinjang. Pinter sekali dia merangsang napsuku. "Dah lama gak
ngelakuin ya Din". "Ngelakuin apa pak". "Maen". "Maen apa pak", aku
pura2 gak ngerti arah pertanyaannya. "Ngen tot", katanya to the point.
"Ya mo ngelakuin ma siapa pak, kan cowok Dina gak disini". "Ma aku aja
ya", kembali dia mengulum bibirku sembari meremas gemas kedua toketku
bergantian. Tangannya kemudian mulai mengelus2 pahaku. Pahaku
dikangkangkan dan elusannya mengarah keselangkanganku. Karena masih pake
jins tebal, gosokan di selangkanganku gak terlalu terasa. Dvd bokep
makin seru, si bule lagi ngegenjot kon tol gede panjangnya di me mek
ceweknya. Aku sudah terangsang sekali karena tontonan dvd dan elusan
tangan si bapak."Lepasin ya pakean kamu, biar kerasa elusanku", dia tau
rupanya kalo gesekan diselangkanganku gak terlalu terasa. Tanpa menunggu
jawabku, dia menarik blusku ke atas. Aku mengangkat kedua tanganku ke
atas juga untuk mempermudah dia melepaskan blusku. Dia melotot melihat
toketku yang tertutup bra yang kayanya gak muat menampung semuanya.
"Din, montok banget deh kamu", katanya sembari melepas kaitan braku.
Terpampanglah toket montokku didepan matanya. pentilku yang imut
dielus2nya dengan telunjuknya. "Sering diemut tapi masi imut ya Din
pentil kamu", Aku makin menggelinjang karena elusan di pentil aku. Dia
mendekatkan mukanya ke pentilku dan mulai menjilatinya, tangan satu
langsung meremas toketku satunya. "aaah pak..," kembali aku melenguh
karena ulahnya. pentilku langsung mengeras. "Pentil kamu dah ngaceng tuh
Din", dia langsung mengemut pentilku dan disedot2nya, sementara
tangannya mulai mengelus2 puserku yang terbuka karena jinsku yang model
hipster. "Pak, geli...", lenguhku lagi. "Geli apa napsu". "Dua2nya pak".
"Lepas juga ya jins kamu". Aku hanya menggangguk. Dia membuka ban
pinggangku, kemudian kancing jins dibukanya, ritsluiting diturunkan, dan
dia mulai menarik jinsku. Karena ngepas badan memang tidak mudah
melepas jinsku. Aku mengangkat pantatku untuk mempermudah dia
melepasnya. Ketika jinsku terlepas, dia melotot lagi melihat jembutku
yang menyeruak dari samping kanan kiri dan bagian atas cd miniku yang
tipis. "Wah lebat banget jembut kamu Din, aku dah duga. Prempuan yang
kumisan pasti jembutnya lebat, dan napsunya gede banget". Kamu dah napsu
ya Din". "Dari tadi pak, abis tangan bapak nakal sih", jawabku manja.
Dia memelukku dan tangannya meluncur ke toketku. Jarinya kembali
menelusuri toketku, dielus2nya dengan lembut. Aku terdiam, napasku makin
memburu terengah. Pentilku dikilik2nya dengan jarinya sehingga tambah
mengeras, "Paak", lenguhku. Dia langsung saja meremes2 toketku dengan
penuh napsu. Aku bersandar di dadanya yang bidang. Dia kembali menciumi
leherku sementara kedua toketku terus saja diremes2, sehingga napsuku
makin berkobar. Dia segera mengecup bibirku. Kubalas dengan ganas.
Bibirku dikulumnya, lidahnya menjalar didalam mulutku sementara tanganku
segera turun mencari kon tolnya. Kuusap2, terasa sekali kon tolnya
sudah ngaceng berat, keras sekali. Segera ikat pinggangnya kubuka,
celananya kubuka. Dia berdiri sehingga celana panjangnya meluncur ke
lantai. kon tolnya yang besar itu nongol dari bagian atas CD nya yang
mini, hampir menyentuh pusernya saking panjangnya. Kami segera bergelut.
Dia terus meremas-remas toketku sementara aku mengocok kon tolnya.
"Pak, keras banget, gede lagi", kataku sambil jongkok didepannya,
melepas cdnya dan menciumi kon tolnya dan menghisap daerah sekelilingnya
termasuk biji pelernya. "Aah Din, kamu pinter banget bikin aku nikmat",
erangnya. "Aaaduuuuuhh…. Din…..enak banget emutanmu". kon tolnya
kujilati seluruhnya kemudian kumasukkan ke mulutku, kukulum dan kuisep2.
Kepalaku mengangguk2 mengeluar masukkan kon tolnya di mulutku. Aku
makin terangsang ketika mengemut kon tol besarnya. Akhirnya dia gak
tahan lagi. Bajunya dilepaskannya sehingga dia telanjang bulet, sedang
aku masi memakai cd miniku yang tipis nerawang. Aku ditariknya ke
kamarnya, sebelumnya dvd dimatikan karena sudah tidak kutonton sejak dia
mulai meraba2 tubuhku. Aku dibaringkannya diranjang. Sambil terus
meremas2 toketku tangan satunya mempermainkan jembutku yang lebat dari
luar cdku. "Pak, geli", erangku. "Geli apa nikmat Din", tanyanya.
"Dua2nya pak, Dina dien tot dong pak, udah kepengin banget nih", kataku
to the point. Tangannya menyusup ke punggungku sambil mengecup bibirku.
"Din kamu napsuin banget deh", katanya sambil melepas cdku. Aku
mengangkat pantatku sehingga cdku dengan mudah meninggalkan tempatnya.
Dia langsung saja menindihku. kon tolnya diarahkan ke belahan no nokku
yang sudah basah dan sedikit terbuka, lalu dia menekan kon tolnya
sehingga kepala kon tolnya mulai menerobos masuk no nokku. Aku mengerang
keenakan sambil memeluk punggungnya. Dia kembali menciumi bibirku.
Lidahnya menjulur masuk mulutku lagi dan segera kuisep2. Sementara itu
dia terus menekan pantatnya pelan2 sehinggga kepala kon tolnya masuk no
nokku makin dalam dan bless…… kon tolnya sudah masuk setengahnya kedalam
no nokku. "Aah, kon tol bapak nikmat banget deh", erangku sambil
mencengkeram punggungnya. Kedua kakiku kulingkarkan di pinggangnya
sehingga kon tol besarnya langsung ambles semuanya di no nokku. "Pak,
ssh, enak pak, terusin", erangku. Aku menggeliat2 ketika dia mulai
mengeluarmasukkan kon tolnya di no nokku. Aku mengejang2kan no nokku
meremes2 kon tolnya yang sedang keluar masuk itu. "Din nikmat banget
empotan no nok kamu", erangnya. "Kencang sekali empotannya, mana peret
lagi". "Terang saja peret pak, Dina baru sekali ini ngerasain kon tol
sebesar bapak punya keluar masuk no nok Dina". "Mangnya kon tol cowok
kamu kecil ya Din". "Ketika itu si rasanya gede pak, tapi dah ngerasain
kon tol bapak, kayanya kecil banget deh kon tol cowok Dina". Dia
memelukku dan kembali menciumi bibirku, dengan menggebu2 bibirku
dilumatnya, aku mengiringi permainan bibirnya dengan membalas mengulum
bibirnya. Terasa lidahnya menerobos masuk mulutku. Dia mengenjotkan kon
tolnya keluar masuk makin cepat dan keras, aku menggeliatkan pinggulku
mengiringi keluar masuknya kon tolnya di no nokku. Setiap kali dia
menancapkan kon tolnya dalam2 aku melenguh keenakan. Terasa banget kon
tolnya menyesaki seluruh no nokku sampe kedalem. Karena lenguhanku dia
makin bernapsu mengenjotkan kon tolnya. Gak bisa cepet2 karena kakiku
masih melingkar dipinggangnya, tapi cukuplah untuk menimbulkan rangsang
nikmat di no nokku. Kenikmatan terus berlangsung selama dia terus
mengenjotkan kon tolnya keluar masuk, akhirnya aku gak tahan lagi.
Jepitan kakiku di pinggangnya terlepas dan kukangkangkan lebar2. Posisi
ini mempermudah gerakan kon tolnya keluar masuk no nokku dan rasanya
masuk lebih dalam lagi. Tidak lama kemudian aku memeluk punggungnya
makin keras "Pak, Dina mau nyampe". "Kita bareng ya Din", katanya sambil
mempercepat enjotannya. "Pak, gak tahan lagi pak, Dina nyampe pak,
aakh", jeritku saking nikmatnya. Kakiku kembali kulingkarkan di
pinggangnya sehingga kon tolnya nancep dalam sekali di no nokku. no
nokku otomatis mengejang2 ketika aku nyampe sehingga bendungan pejunya
bobol juga. "Akh Din, aku ngecret Din, akh", dia mengerang sambil
mengecretkan penjunya beberapa kali di no nokku. Dengan nafas yang
terengah engah dan badan penuh dengan keringat, aku dipeluknya sementara
kon tolnya masih tetep nancep di no nokku. Aku menikmati enaknya
nyampe. Setelah gak ngos2an, dia mencabut kon tolnya dari no nokku. kon
tolnya berlumuran lendir no nokku dan pejunya sendiri. Dia berbaring
disebelahku. "Din, akhirnya aku kesampean juga ngen totin kamu. Sejak
pertama ngeliat kamu aku dah napsu banget ma kamu. Kamu nikmat banget
deh kalo dien tot. Kamu yang paling nikmat dari semua perempuan muda
yang pernah aku en tot", katanya sambil mengelus2 pipiku
"Mandi yuk" ajaknya. "Kan dah kringeten", ketika melihat ekspresiku yang
menanyakan apa gunanya mandi. Kami bercanda-canda di kamar mandi
seperti anak kecil saling menggosok dan berebutan sabun, dia kemudian
menarik tubuhku merapat ke tubuhnya. Aku duduk dipangkuannya dan
tangannya mengusap2 pahaku. "Kamu cantik sekali, Din", rayunya.
Tangannya pidah ke bukit no nokku mempermainkan jembutku yang lebat. Dia
bisa melakukan itu karena aku mengangkangkan pahaku. Tangannya terus
menjalar ke atas ke pinggangku. "Geli pak", kataku ketika tangannya
menggelitiki pinggangku. Aku menggeliat2 jadinya. Segera tangannya
meremes2 toketku. "Toket kamu besar ya Din, kenceng lagi", katanya.
"Bapak suka kan", jawabku. “ya Din, aku suka sekali setiap inci dari
tubuhmu", jawabnya sambil terus meremes2 toketku. Dia kemudian mencium
bibirku. Akhirnya usailah kemesraan di kamar mandi. Kami saling
mengeringkan badan, dan kembali keranjang.
kon tolnya yang belum aku apa2in sudah nga ceng berat, "Pak, napsu bapak
besar sekali, baru saja ngecret di no nok Dina apak sudah ngaceng
lagi", kataku sambil mengocok kon tolnya. "Abis kamu napsuin sekali Din,
gak puas aku cuma sekali ngen totin kamu". Aku menjatuhkan dirinya
dipelukan dadanya yang bidang. Segera dia mengecup bibirku, beralih ke
leherku dan kemudian turun ke toketku. Toketku diremes2nya, aku
terengah, napsuku berkobar lagi. Pentilku diemutnya. Tangan satunya
menjalar kebawah menerobos lebatnya jembutku dan mengilik2 it ilku.
"Aakh pak, pinter banget ngerangsang Dina", erangku. Aku mengangkangkan
pahaku supaya kilikannya di it ilku makin terasa. Kilikan di it ilku
membuat aku kembali liar. Tanganku mencari kon tolnya, kuremes dan
kepalanya kukocok2. Aku pakkit dari pelukannya, kon tolnya yang tegak
berdiri dengan kerasnya. kon tolnya kujilati. Pertama cuma kepalanya aku
masukkan ke mulutku dan kuemut2. Dia meraih pantatku dan menarik aku
menelungkup diatasnya. Dia mulai menjilati no nokku, aku menggelinjang
setiap kali dia mengecup bibir no nokku. Dengan kedua tangannya, dia
membuka no nokku pelan2, terasa lidahnya menjulur menjilati bagian dalam
bibir no nokku. Aku melepaskan emutanku di kon tolnya dan mengerang
hebat, "pak aakh". pantatku menggelinjang sehingga mulutnya melekat erat
di no nokku. "Terus pak aakh", erangku lagi, kemudian terasa it ilku
yang menjadi sasaran berikutnya, aku makin mengerang keenakan. no nokku
makin kebanjiran lendir yang terus merembes, soalnya aku udah napsu
banget. Cukup lama dia mengemut it ilku dan akhirnya "Pak, Dina nyampe
pak, aakh", erangku. "Pak nikmat banget deh, belum dien tot udah nikmat
begini".
Aku memutar badanku kesamping dan berbaring disebelahnya. Dia bangun dan
mencium bibirku. Dia mengambil soft drink dari lemari es dan
diberikannya kepadaku. Aku minum sedikit untuk meredakan napasku yang
ngos ngosan. Kemudian aku dinaikinya, ditancapkannya kon tolnya keno
nokku dan didorongnya masuk pelan2, "Pak, enak, dimasukin semuanya pak,
teken lagi pak, akh", erangku merasakan nikmatnya kon tolnya nancep lagi
di no nokku. Dia mengenjotkan keluar masuk, ketika kon tolnya sudah
nancep kira2 separonya, dia menggentakkan pantatnya kebawah sehingga
langsung aja kon tolnya ambles semuanya di no nokku. "Pak, aakh",
erangku penuh nikmat. Dia mengenjotkan kon tolnya keluar masuk makin
cepet, sambil menciumi bibirku sampe akhirnya, "Pak, Dina nyampe pak,
ooh", aku mengejang2 saking nikmatnya. no nokku otomatis ikut
mengejang2. Dia meringis2 keenakan karena kon tolnya diremes2 no nokku
dengan keras, tapi dia masih perkasa. Kemudian dia mencabut kon tolnya
dan minta aku nungging. Dia menciumi kedua bongkahan pantatku, dengan
gemas dia menjilati dan mengusapi pantatku. Mulutnya terus merambat ke
selangkanganku. Aku mendesis merasakan sensasi waktu lidahnya menyapu
naik dari no nokku ke arah pantatku. Kedua jarinya membuka bibir no
nokku dan dia menjulurkan lidahnya menjilati bagian dalem no nokku. Aku
makin mendesah gak karuan, tubuhku menggelinjang. Ditengah kenikmatan
itu, dia dengan cepat mengganti lidahnya dengan kon tolnya.
Aku menahan napas sambil menggigit bibir ketika kon tol besarnya kembali
nancep di no nokku. "Pak", erangku ketika akhirnya kon tolnya ambles
semuanya di no nokku. Dia mulai mengenjotkan kon tolnya keluar masuk,
mula2 pelan, makin lama makin cepat dan keras. Aku kembali mendesah2
saking enaknya. Toketku diremes2nya dari belakang, tapi enjotan kon
tolnya jalan terus.
Ditengah kenikmatan, dia mengganti posisi lagi. Aku diajaknya keluar
kamar dan dia duduk di sofa di kamar tamu dan aku duduk dipangkuannya
membelakanginya. kon tolnya sudah nancep semuanya lagi di no nokku. Aku
semakin cepat menaik turunkan badanku. Tangannya gak bosen2nya ngeremes
toketku. Pentilku yang sudah keras itu diplintir2nya. Gerakanku main
liar saja, aku makin tak terkendali menggerakkan badanku, kugerakkan
badanku sekuat tenaga sehingga kon tolnya nancep dalem banget. "Pak,
Dina dah mau nyampe lagi pak, aduh pak, enak banget", erangku. Tau aku
udah mau nyampe, dia mengangkat badanku dari pangkuannya sehingga kon
tolnya yang masih perkasa lepas dari no nokku. "Kok brenti pak", tanyaku
protes. Aku diselonjorkan lagi disofa, pantatku ada dipinggiran sofa.
Dia berlutut didepanku sambil memegang dan mengangkangkan pahaku lebar2,
kembali ditancepkannya kon tolnya kedalam no nokku. Dengan sekali
enjot, kon tolnya sudah ambles semuanya. Dia mulai mengenjotkan kon
tolnya keluar masuk dengan cepat. no nokku mulai berkontraksi, mengejan,
meremes2 kon tolnya, tandanya aku dah hampir nyampe. Dia makin gencar
mengenjotkan kon tolnya, dan "Pak, Dina nyampe lagi pak, akh", jeritku.
Diapun merasakan remesan no nokku karena nyampe. Enjotannya makin cepat
saja sehingga akhirnya, "Din..." dia berteriak menyebut namaku dan
terasa pejunya ngecret dengan derasnya di no nokku. "Pak, nikmat banget
ya", tanyaku. Dia mencabut kon tolnya dan langsung menarikku menuju ke
kamar. Diranjang kami terkapar bersebelahan. Tak lama kemudian aku
terlelap karena lemes dan nikmat.
Ketika terbangun hari dah sore. "Din, kamu bilang ke orang rumah kalo
kamu nginep dirumah temen. Jadi kita bisa asik sampe besok. Mau ya". Aku
menggangguk dan nelpon ke rumah dengan hpku memberitahu kalo malem ini
aku ngonep dirumah temen. Kami mandi bersama kembali, kali ini bener2
mandi karena perut dah terasa laper. Selesai mandi, kami berpakean. aku
terpaksa memakai pakeanku yang tadi lagi. "Nanti kita beli baju ganti
buat kamu ya Din, Bilang aja minjem ma temen kamu kalo besok ditanya".
Aku diajaknya ke mal, dia membelikan aku pakean untuk ganti yang aku
pake dari tadi pagi, dalemannya juga dibelikan. Pakean dan daleman baru
langsung kupake setelah dibayar. Gak enak pake pakean dan daleman yang
dari tadi pagi udah aku pake. Pakean dan daleman kotorku dimasukkan aja
ke tas pakean. "Makasi ya pak, bapak baek banget sih". "Kan kamu juga
dah kasi aku nikmat, kita kudu berbagilah. Makan yuk". Dia mengajakku ke
satu resto, aku ikut aja, dia yang pesan makanan dan minuman. Santai
sekali malem ini, kami makan dengan santai sembari guyon2 ngomongin
aktivitas yang baru kita lakuin tadi dirumahnya. "Bapak kuat banget sih
maennya. Kalo maen ma abege pada lemes ya pak. Dina lemes banget deh".
"Tapi nikmat kan". "banget". "Mau lagi kan". "Ya maulah pak". Selesai
makan kami langsung pulang lagi ke rumahnya.
Di kamar, dia berbaring diranjang dan aku duduk disebelahnya. Pakaian
luar sudah kulepas sehingga aku tinggal berbikini ria, daleman yang aku
beli tadi model bikini. "Din, aku napsu sekali liat badan kamu", katanya
terus terang. Langsung kulirik daerah kon tolnya dari balik celananya,
kelihatannya sudah mulai ngaceng karena kelihatan ngegelembung. Dia
mengelus2 punggungku, terus tangannya pindah mengelus pahaku, merayap
keatas dan menggosok no nokku dari luar CD bikiniku. Aku mengangkangkan
pahaku sehingga jarinya menggosok2 belahan no nokku, tetap dari luar cd.
"Ssh pak", erangku. "Din, kau maukan ngen tot lagi dengan aku",
tanyanya sambil tersenyum, jarinya terus saja mengelus belahan no nokku
dari luar. "Mau banget pak, belum pernah Dina merasa senikmat ini dien
tot". Dia mulai menjilati pahaku, jilatannya perlahan menjalar ketengah.
Aku hanya dapat mencengkram sprei ketika kurasakan lidahnya yang tebal
dan kasar itu menyusup ke pinggir cd bikiniku yang disingkirkan dengan
jarinya lalu menyentuh bibir no nokku. Bukan hanya bibir no nokku yang
dijilatinya, tapi lidahnya juga masuk ke liang no nokku, rasanya
wuiihh..gak karuan, geli-geli enak. Tangannya yang terus mengelus paha
dan pantatku mempercepat naiknya napsuku. Sesaat kemudian, dia menarik
lepas ikatan cd bikiniku. Dia mendekap tubuhku dari belakang dalam
posisi berbaring menyamping. Dengan lembut dia membelai permukaannya
yang ditumbuhi jembut yang lebat. Sementara tangan yang satunya mulai
naik ke toketku, darahku makin bergolak ketika telapak tangannya yang
kasar itu menyusup ke balik bra bikiniku kemudian meremas toketku dengan
gemasnya. "Din, toket kamu besar dan keras. Jembut kamu lebat sekali,
pantas napsu kanu besar" katanya dekat telingaku sehingga deru nafasnya
serasa menggelitik. Aku hanya terdiam dan meresapi dalam-dalam
elusan-elusan pada daerah sensitifku. Dia makin getol, jari-jarinya kini
bukan hanya mengelus no nokku tapi juga mulai mengorek-ngoreknya, cup
bra bikiniku yang sebelah kanan diturunkannya sehingga dia dapat melihat
jelas toketku dengan pentil yang sudah mengeras. Aku merasakan kon tol
keras di balik celananya yang digesek-gesek pada pantatku. Dia sangat
bernafsu melihat toketku yang montok itu, tangannya meremas-remas dan
terkadang memilin-milin pentilnya. Remasannya semakin kasar dan mulai
meraih yang kiri setelah dia pelorotkan cup-nya. Ketika dia menciumi
leherku, terasa olehku nafasnya juga sudah memburu, bulu kudukku
merinding waktu lidahnya menyapu kulit leherku disertai kecupan. Aku
hanya bisa meresponnya dengan mendesah dan merintih, bahkan menjerit
pendek waktu remasannya pada toketku mengencang atau jarinya mengebor no
nokku lebih dalam. Kecupannya bergerak naik menuju mulutku meninggalkan
jejak berupa air liur dan bekas gigitan di permukaan kulit yang
dilalui. Bibirnya akhirnya bertemu dengan bibirku menyumbat eranganku,
dia menciumiku dengan gemas. Dia bergerak lebih cepat dan melumat
bibirku. Mulutku mulai terbuka membiarkan lidahnya masuk, dia menyapu
langit-langit mulutku dan menggelikitik lidahku dengan lidahnya sehingga
lidahku pun turut beradu dengannya. Kami larut dalam birahi, aku
memainkan lidahku di dalam mulutnya.
Setelah puas berciuman, dia melepaskan dekapannya dan melepas seluruh
pakaiannya. Maka menyembullah kon tolnya yang sudah ngaceng dari tadi.
Aku masih takjub pada kon tol yang begitu besar dan berurat. Terbayang
besarnya kenikmatan yang akan aku dapatkan kembali kalo kon tol extra
besar itu keluar masuk di no nokku. Akupun pelan-pelan meraih kon
tolnya, tanganku tak muat menggenggamnya, sungguh fantastis ukurannya.
"Ayo Din, emutin kon tolku" katanya. Kubimbing kon tol dalam genggamanku
ke mulutku , uuhh.. susah sekali memasukkannya karena ukurannya. Terasa
asin waktu lidahku menyentuh kepalanya, namun aku terus memasukkan
lebih dalam ke mulutku lalu mulai memaju-mundurkan kepalaku. Selain
mengemut tanganku turut aktif mengocok ataupun memijati biji pelirnya.
"Uaahh.. ennakk banget, kamu udah pengalaman yah" ceracaunya menikmati
emutanku, sementara tangannya yang bercokol di toketku sedang asyik
memelintir dan memencet pentilku. Tangan kanannya tetap saja
mempermainkan no nok dan it ilku. Aku menggelinjang gak karuan, tapi kon
tolnya tetap saja aku emut. Aku hanya bisa melenguh tidak jelas karena
mulutku penuh dengan kon tolnya yang besar. "Din, kita mulai aja ya. Aku
udah gak tahan nih pengen menikmati lagi no nok kamu", katanya.
Dia menelentangkanku, ikatan braku dilepasnya dengan sekali tarikan. Dia
mengambil posisi ditengah kangkanganku, kon tolnya yang besar dan keras
diarahkannya ke no nokku yang sudah makin basah. Aku menggeliat2 ketika
kurasakan betapa besarnya kon tol yang menerobos masuk no nokku pelan2.
no nokku berkontraksi kemasukan kon tol gede itu. "Din, no nok kamu
peret banget", katanya sambil terus menekan masuk kon tolnya pelan2.
"Abis kon tol bapak besar sekali. no nok Dina belum pernah kemasukan
yang sebesar kon tol bapak, masukin terus pak, nikmaat banget deh
rasanya", jawabku sambil terus menggeliat. Setengah kon tolnya telah
masuk. Dan satu sentakan berikutnya, seluruh kon tolnya telah ada di
dalam no nokku. Aku hanya memejamkan mata dan menengadahkan muka saja
karena sedang mengalami kenikmatan tiada tara. Dia mulai mengenjotkan
kon tolnya keluar masuk dengan pelan, makin lama makin cepat karena
enjotannya makin lancar. Terasa no nokku mengencang meremas kon tolnya
yang nikmat banget itu. Tangannya mulai bergerilya ke arah toketku.
Toketku diremas perlahan, seirama dengan enjotan kon tolnya di no nokku.
Aku hanya menoleh ke kanan dan ke kiri, pinggulku mengikuti goyangan
pinggulnya. kon tolnya terus saja dikeluar masukkan mengisi seluruh
relung no nokku. Sambil mengenjotkan kon tolnya, dia mengemut pentilku
yang keras dengan lembut. Dimainkannya pentil kanan dengan lidahnya,
namun seluruh permukaan bibirnya membentuk huruf O dan melekat di
toketku. Ini semua membuat aku mendesah lepas, tak tertahan lagi. Dia
mulai mempercepat enjotannya. Aku makin sering menegang, dan merintih,
"Ah... ah..." Dalam enjotannya yang begitu cepat dan intens, aku
menjambak rambutnya, "Aaahhh pak, Dina nyampee," lenguhan panjang dan
dalam keluar dari mulutku. Aku udah nyampe. Tanganku yang menjambak
rambutnya itu pun terkulai lemas di pundaknya.
Dia makin intens mengenjotkan kon tolnya. Bibirku yang tak bisa menutup
karena menahan kenikmatan itu pun dilumatnya, dan aku membalasnya dengan
lumatan juga. Kami saling berpagut mesra sambil bergoyang. Tangan
kanannya tetap berada ditoketku, meremas-remas, dan sesekali
mempermainkan pentilku. Terasa no nokku mencengkeram kon tol gedenya.
"Uhhh," dia mengejang. Satu pelukan erat, dan sentakan keras, kon tolnya
menghujam keras ke dalam no nokku, mengiringi muncratnya pejunya. Tepat
saat itu juga aku memeluknya erat sekali, mengejang, dan menjerit,
"Aahhh". Kemudian pelukanku melemas. Aku nyampe untuk kedua kalinya,
namun kali ini berbarengan dengan ngecretnya pejunya.
Setelah dengusan napas mereda, dia mencabut kon tolnya dari no nokku dan
terkapar disebelahku. "Pak, kon tol bapak lemes aja udah gede, gak
heran kalo ngaceng jadi gede banget. Bener kata temen Dina, makin gede
kon tol yang masuk, makin nikmat rasanya", kataku. "Memangnya kon tol
cowok kamu kecil ya Din", tanyanya. "Ya kecil lah kalo dibandingkan
dengan kon tol bapak, ukurannya extra larga ya pak". "Iya Din, aku
sering ngen tot dengan perempuan lain, tapi dengan kamu yang paling
nikmat. no nok kamu kenceng sekali njepit kon tolku dan empotannya luar
biasa", katanya memuji. Aku cuma tersenyum, "Mo lagi ya pak".Iyalah, aku
sih gak bakalan puas deh ngen totin kamu Din".
Dia langsung mulai lagi, luar biasa staminanya, kon tolnya dah mulai
ngaceng lagi. tangannya mulai meremas-remas pantatku. Kemudian, dia
mengangkat satu kakiku dan menahannya selagi tangan satunya meraih no
nokku. "Ohh.. pak," rintihku. Kurasakan napsuku mulai naik. Jarinya
dengan lincah menggosok-gosok lupak no nokku yang mulai basah. Nafasku
juga mulai cepat dan berat. ia membuka cdku dan membuka lebar-lebar
pahaku sehingga no nokku terpampang lebar untuk dijelajahi oleh
tangannya. Dengan sigap tangannya kembali meraih no nokku dan
meremasnya. Dia menjilati telingaku ketika tangannya mulai bermain diit
ilku. Napsuku sudah tak tertahankan lagi. Aku mulai mendesah-desah tak
keruan. Jilatan maut di telingaku menambah nafsuku. Dia terus
menekan-nekan it ilku dari atas ke bawah. aku meracau tak karuan. "Ahh..
Shh.. pak" desahku bernafsu. Jarinya dengan lihai menggosok-gosok dan
menekan it ilku dengan berirama. Rasanya bagaikan melayang dan desahanku
berubah menjadi rintihan kenikmatan. Tak sampai 15 menit kemudian, aku
nyampe. "Pak, nikmat banget, belum dien tot saja sudah nikmat," desahku,
tanganku meremas tangannya yang sedang bermain di it ilku dengan
bernafsu. Di luar perkiraanku, dia maalah memperkeras dan mempercepat
gerakannya. Dia merentangkan kedua pahaku.
Kurasakan jilatan lidah di bibir no nokku, rasa menggelitik yang luar
biasa menyerang tubuhku. Jilatan itu menjalar ke it ilku, kurasakan
gigitan lembut di it ilku yang kian merangsang napsuku. Aku melenguh
keras disertai jeritan-jeritan kenikmatan yang seakan menyuruh dia untuk
terus dan tak berhenti. Melihat reaksiku, dia terus menggesekan jarinya
di liang no nokku yang sudah membanjir. Tak kuasa menahan nikmat, aku
pun mendesah keras terus-menerus. Aku meracau tidak beraturan. Kemudian
kurasakan sensasi yang luar biasa nikmatnya tak lama kemudian. no nokku
mengeluarkan cairan deras bening, aku nyampe untuk kedua kalinya. "Pak,
ooh", lenguhku. Dia meremas toketku dengan sangat keras. Aku melenguh
sakit, kemudian pentilku yang menjadi sasaran berikutnya, dipilin dan
dicubitnya pelan. Napsuku kembali berkobar, no nokku kembali membasah,
"Pak, en totin Dina sekarang, Dina udah napsu banget pak", erangku. kon
tol besarnya sudah ngaceng berat mengangguk2.
Dia menggesekkan kepala kon tolnya ke bibir no nokku yang sudah basah.
Aku merasakan sensasi lebih daripada jilatan lidahnya di no nokku
sebelumnya hingga kutanggapi sensasi luar biasa itu dengan rintihan
keras kenikmatan. "Ahh! pak..Ohh.. en totin Dina" racauku. Dengan
perlahan ia memasukkan kepala kon tol ke dalam no nokku, segera dia
menyodok-nyodok kon tolnya dengan kuat dan keras di no nokku. Rasanya
nikmat sekali. Dia mendesah terus-menerus memuji kerapatan dan betapa
enaknya no nokku. kon tolnya yang panjang dan besar terasa menyodok
bagian terdalam no nokku hingga membuatku nyampe lagi. "pak, Dina nyampe
pak, aakh nikmatnya", erangku.
Kemudian dia membalikkan badanku yang telah lemas dan menusukkan kon
tolnya ke dalam no nokku dari belakang. Posisi doggie ini lebih nikmat
karena terasa lebih menggosok dinding no nokku yang masih sensitif. "Oh
Din..no nokmu bagaikan sorga, " Akhirnya setelah menggenjotku selama
setengah jam, dia ngecret didalam no nokku. Pejunya terasa dengan kuat
menyemprot dinding no nokku. Dia melenguh nikmat dan badannya
mengejang-ngejang. Tangannya dengan kuat meremas toketku dan
menarik-narik pentilku. Setelah reda, dia berbaring di sebelahku dan
menjilati pentilku. Pentilku disedot-sedot dan digerogotinya dengan
gemas. Tampaknya dia ingin membuatku nyampe lagi. Tangannya kembali
menjelajahi no nokku, namun kali ini jarinya masuk ke dalam no nokku.
Dia menekan-nekan dinding no nokku. Ketika sampai pada suatu titik,
badanku mengejang nikmat dan dia tampaknya senang sekali hingga jarinya
kembali menggosok-gosok daerah rawan itu dan menekannya terus menerus.
Wow! Rasanya ajaib sekali! nikmatnya tak tertahankan. G-Spot ku. Aku
tidak bertahan lama dan akhirnya nyampe lagi untuk kesekian kalinya.
Badanku mengejang dan no nokku kembali berlendir. "pak nikmat banget deh
malem ini", kataku. Pinter banget dia merangsang aku dan membuat aku
nyampe, baik pake kon tolnya maupun pake jarinya. Segera akupun tertidur
kelelahan.
Ketika aku terbangun hari udah siang, dia masih saja mendengkur
disampingku. Aku bangun ke kekamar mandi untuk kencing, cuci muka dan
sikat gigi. Ketika kembali ke ranjang dia masih saja mendengkur. Aku
ngintip dibalik korden kamar, matahari udah tinggi juga. Aku melihat jam
tanganku, udah jam 8 lewat. Korden kusibakkan, dia terpakun karena
silau, matanya dipicingkan untuk mengurangi silaunya sinar yang masuk
kamar. Kulihat kon tolnya sudah tegak lagi seperti tiang bendera. Dia ke
kamar mandi, terdengar kloset berbunyi, rupanya dia kencing. gak lama
lagi terdengar dia menyikat gigi. Ketika dia kembali ke kamar, aku udah
berbaring di ranjang lagi menantikan serangan pagi. Aku melihat kon tol
besarnya masih aja ngaceng dengan kerasnya walaupun dia udah kencing.
Dia duduk disampingku dan mencium bibirku. "Pagi Din, kita main lagi
yo", ajaknya. Kembali dia menciumku, aku menyambut ciumannya dengan
napsu juga, bukan cuma bibir yang main, lidah dan ludah pun saling belit
dan campur baur dengan liarnya. Sebelah kakiku ngelingker di pinggulnya
supaya lebih mepet lagi. Tangannya mulai main, menjalari pahaku.
Tangannya terus menjalar sampai menyentuh celah di pangkal pahaku. no
nokku digelitik-gelitik. Aku menggelepar merasakan jari-jarinya yang
nakal. Bibir kulepas dari bibirnya. "Hmmhhh...enak, pak." jeritku.
jari-jarinya tambah nakal, menusuk lupak no nokku yang sudah berlendir
dan mengocoknya. Aku tambah menjerit-jerit. "pak...hhh...masukkin kon
tol bapak, Dina udah nggak tahan..hhhh...hhh..."
Dia segera memposisikan diatasku yang sudah telentang mengangkang. kon
tolnya ditancapkan ke no nokku, aku melenguh keenakan, "pak, kon tol
bapak nikmat banget deh". kon tolnya didorongnya lagi sampai mentok.
"pak..oohhh..nikmatnya" jeritku. kon tolnya dikocok keluar masuk no
nokku. Aku mulai mengejang-ngejang lagi dan bibirku tak henti-henti
menyuarakan kenikmatan. Kurang lebih dua puluh menitan akhirnya dia
ngecret. Ugh, rasanya enak bener...! Pejunya berhamburan keluar,
bermuncratan dan menembak-nembak didalam no nokku. Aku sendiri sudah
beberapa kali nyampe sampe no nokku mengejang-ngejang keenakan. Lendir
dari no nokku membanjir...meleber di paha, betis dan pantatku. Aku
menggeletak lemas. Aku dan dia sama-sama mandi keringat. Nafasnya
terengah-engah tak beraturan. Dalam nada tersengal-sengal sekarang aku
yang minta lagi, "Dina masih kepengen sekali lagi...". dia merebahkan
badannya di sampingku. Dia kembali menciumku. Aku ladenin ciumannya. Dia
menindih badanku sambil menciumku. Lidah ketemu lidah, membelit, dan
saling menjilat. Aku menggumam gumam kenikmatan, sambil berciuman dia
menggoyang-goyang pinggulnya sampai kon tolnya yang telah ngaceng lagi
terasa kena di no nokku. Bosen ciuman, bibir dan lidahnya menjalar ke
kuping leher bahu, ketiak, terus ketoketku. Dia gemes banget ngeliat
pentilku yang kecoklat-coklatan dan mencuat ke atas itu. Dia menjilat
pentilku dengan rakus sampai Aku ngerasa geli. Pentil sebelah kanan
digigitnya dengan lembut, lidah nya menggelitik pentilku di sela-sela
gigi depannya, sementara toket sebelah kiriku di remas-remas. Tubuhku
menggelinjang karena geli dan nikmat. Setelah beberapa saat di
permainkan, toketku terasa mengeras dan pentilnya tegak. Lendir no nokku
mengalir dan terasa basah di perutku. "pak, gantian Dina yang ngemut
kon tol bapak ya", kataku sambil menelentangkan badannya diranjang. Aku
mulai beraksi. Kupegang kon tolnya dengan kelima jariku. Kukocok-kocok
batangnya perlahan. Dia menggumam pelan, "Enak Din, terus.." Lidahku
mulai merambat ke kepala kon tolnya, kujilati cairan yang mulai muncul
di lubang kencingnya. Lalu lidahku menggeser ke batangnya, menjelajahi
tiap jenjang kon tolnya. Tangan kiriku mengelu-mengelus biji pelernya.
"Din..." gumamnya pelan. "Enak banget, geli-geli nikmat". Aku hanya
tersenyum ngeliat dia merem-melek kayak gitu. Terus aku membuka mulutku
dan menjejalkan kon tolnya masuk ke dalam mulutku. kon tolnya kuisep
kenceng-kenceng, lalu dengan mulut kukocok kon tolnya turun naik turun
naik ...uuuuggggghhhh...sedap enak...mmmmhhhh...", erangnya. Aku lalu
merubah posisiku untuk melakukan 69. Aku di atasnya dan menyorongkan
pantatku ke mukanya. Dia nggak nunggu dua kali, langsung aja dia
menjilati no nokku yang berlendir dan merekah merah itu. Bibirnya
menyedot lubang no nokku, menghisap lendirnya. Lidahnya dimasukin ke
dalam lubang no nokku, menjilati dinding-dinding basah, sementara
jarinya mempermainkan it ilku. Aku mengerang-ngerang dengan kon tolnya
di mulutku, menyuarakan kenikmatan. Lendir dari no nokku membajir
membasahi mukanya. Aku melepaskan kon tolnya dari mulutku dan meminta
dia menyodok aku dari belakang.
Waktu kon tolnya masuk, aku hanya merintih pelan. kon tolnya dienjotkan
keluar masuk dengan kencang, aku hanya bisa mengejang-ngejang menahan
nikmat. Tangannya ikut nimbrung merangsang it ilku. Kocokan kon tol di
no nokku dan kilikan jarinya di it ilku membuat aku mengerang dan
menjerit-jerit kenikmatan. Sudah dua kali no nokku berkontraksi karena
aku nyampe, tapi dia terus mengocok kon tolnya keluar masuk sampai aku
lemes. Cairan no nokku membecek, meleleh turun ke paha. Setelah aku
nyampe yang ke empat kali di ronde ke dua itu, dia akhirnya ngecret
lagi. "pak, nikmat banget pagi ini, lebih nikmat dari semalem, aku sampe
berkali2 nyampe baru bapak ngecret", lenguhku lemes. Dia mencabut kon
tolnya dari no nokku. Kemudian dia menyiapkan sarapan untuk kami berdua,
setelah itu kami mandi, dan aku dianternya pulang. "Terima kasih untuk
malam yang indah bersamamu. Kapan2 kita bisa mengulangi kenikmatan ini".
Dia menciumku, lama sekali.