Foto Bugil Seru,
Cerita dewasa terbaru video sex seru ,
Japan Sex Girl ,
Memek Putih mulus ,
america ,
korean nude,
indonesia sex ,
artis bugil ,
england sex bugil terlengkap dan terbaru dari
www.nglocok.com
"Nikmatnya 3 Janda"
Entah mengapa, semakin sering aku melakukan making love
dengan seseorang, membuat kehidupan sex aku semakin baik aja. Dan entah
semuanya itu semakin bisa aku nikmati. Mungkin semua ini adalah dampak dari terlalu tingginya libiloku sehingga saat aku
mood, tidak jarang setelah pulang kerja aku melakukan dengan teman kantorku.
Aku selalu bersyukur mempunyai kelebihan dalam
urusan bercinta. Ditambah Pengetahuan sex aku yang aku dapatkan dari film bf,
buku-buku sampai obrolan-obrolan dengan teman di kantorku, membuat aku semakin
bisa menyelami tentang apa itu sex. Sehingga aku benar-benar fasih dalam
menerjemahkan apa yang aku dapat dari pengetahuan tentang sex. Itu terbukti
dengan keluarnya banyak pujian dari para teman making love aku. Rata-rata
mereka sangat puas saat bercinta denganku, dan mereka menemukan, merasakan dan
menikmati sesuatu yang sebelumnya belum pernah mereka rasakan dalam masalah
sex.
*****
Cerita ini berawal dari perkenalanku dengan seorang
wanita karir, yang entah bagaimana ceritanya wanita karir tersebut mengetahui
nomor kantorku.
Siang itu disaat aku hendak makan siang tiba-tiba
telepon lineku berbunyi dan ternyata operator memberitau saya kalau ada telepon
dari seorag wanita yang engak mau menyebutkan namanya dan setelah kau angkat.
"Hallo, selamat siang joko," suara wanita
yang sangat manja terdengar.
"Helo juga, siapa ya ini?" tanyaku
serius.
"Namaku Karina," kata wanita tersebut
mengenalkan diri.
"Maaf, Mbak Karina tahu nomor telepon kantor
saya dari mana?" tanyaku menyelidiki.
"Oya, aku temannya Yanti dan dari dia aku
dapat nomor kamu," jelasnya.
"Ooo... Yanti," kataku datar.
Aku mengingat kisahku, sebelumnya yang berjudul
empat lawan satu. Yanti adalah seorang wanita karir yang juga 'mewarnai'
kehidupan sex aku.
"Gimana kabarnya Yanti dan dimana sekarang dia
tinggal?" tanyaku.
"Baik, sekarang dia tinggal di Surabaya, dia
titip salam kangen sama kamu," jelas Karina.
Sekitar 10 menit, kami berdua mengobrol layaknya
orang sudah kenal lama. Suara Karina yang lembut dan manja, membuat aku
menerka-nerka bagaimana bentuk fisiknya dari wanita tersebut. Saat aku
membayangkan bentuk fisiknya, Karina membuyarkan lamunanku.
"Hallo... Joko, kamu masih disitu?" tanya
Karina.
"Iya... Iya Mbak..." kataku gugup.
"Hayo mikirin siapa, lagi mikirin Yanti
yaaa?" tanyanya menggodaku.
"Nggak kok, malahan mikirin Mbak Karina
tuh," celetukku.
"Masa sih... Aku jadi GR deh" dengan nada
yang sangat menggoda.
"Joko, boleh nggak aku bertemu dengan
kamu?" tanya Karina.
"Boleh aja Mbak... Bahkan aku senang bisa
bertemu dengan kamu," jawabanku semangat
"Oke deh, kita ketemuan dimana nih?"
tanyanya semangat.
"Terserah Mbak deh, Joko sih ngikut aja?"
jawabku pasrah.
"Oke deh, nanti sore aku tunggu kamu di Mc. Donald
plasa senayan," katanya.
"Oke, sampai nanti joko... Aku tunggu kamu jam
18.30," sambil berkata demikian, aku pun langsung menutup teleponku.
Aku segera meluncur ke kantin untuk makan siang
yang sempat tertunda itu. Sambil membayangkan kembali gimana wajah wanita yang
barusan saja menelpon aku. Setelah aku selesai makan aku pun langsung segera
balik ke kantor untuk melakukan aktivitas selanjutnya.
Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul 17.00,
tiba saatnya aku pulang kantor dan aku segera meluncur ke plasa senayan.
Sebelumnya prepare dikantor, aku mandi dan membersihkan diri setelah seharian
aku bekerja. Untuk perlengkapan mandi, aku sengaja membelinya dikantin karena
aku nggak mau ketemu wanita dengan tanpak kotor dan bau badan, kan aku menjadi nggak
pede dengan hal seperti itu.
Tiba di Plasa Senayan, aku segera memarkirkan mobil
kijangku dilantai dasar. Jam menunjukkan pukul 18.15. Aku segera menuju ke MC.
Donald seperti yang dikatakan Karina. Aku segera mengambil tempat duduk disisi
pagar jalan, sehingga aku bisa melihat orang lalu lalang diarea pertokaan
tersebut.
Saat mataku melihat situasi sekelilingku, bola
mataku berhenti pada seorang wanita setengan baya yang duduk sendirian. Menurut
perkiraanku, wanita ini berumur sekitar 32 tahun. Wajahnya yang lumayan putih
dan juga cantik, membuat aku tertegun, nataku yang nakal, berusaha menjelajahi
pemadangan yang indah dipandang yang sangat menggiurkan apa lagi abgian depan
yang sangat menonjol itu. Kakinya yang jenjang, ditambah dengan belahan pahanya
yang putih dan juga montok dibalik rok mininya, membuat aku semakin gemas.
Dalam hatiku, wah betapa bahagianya diriku bila yang aku lihat itu adalah orang
yang menghubungiku tadi siang dan aku lebih bahagia lagi bila dapat merasakan
tubuhnya yang indah itu.
Tiba-tiba wanita itu berdiri dan menghampiri tempat
dudukku. Dadaku berdetuk kencang ketika dia benar-benar mengambil tempat duduk
semeja dengan aku.
"Maaf apakah kamu Joko?" tanyanya sambil
menatapku.
"Iy... Iyaa... Kamu pasti Karina,"
tanyaku balik sambil berdiri dan mengulurkan tanganku.
Jarinya yang lentik menyetuh tanganku untuk
bersalaman dan darahku terasa mendesr ketika tangannya yang lembut dan juga
halus meremas tangaku dengan penuh perasaan.
"Silahkan duduk Karina," kataku sambil
menarik satu kursi di depanku.
"Terima kasih," kata Karina sambil
tersenyum.
"Dari tadi kamu duduk disitu kok nggak
langsung kesini aja sih?" tanyaku.
"Aku tadi sempat ragu-ragu, apakah kamu memang
Joko," jelasnya.
"Aku juga tadi berpikir, apakah wanita yang
cantik itu adalah kamu?" kataku sambil tersenyum.
Kami bercerita panjang lebar tentang apapun yang
bisa diceritakan, kadang-kadang kami berdua saling bercanda, saling menggoda
dan sesekali bicara yang 'menyerempet' ke arah sex. Lesung pipinya yang dalam,
menambah cantik saja wajahnya yang semakin matang.
Dari pembicaraan tersebut, terungkaplah kalau
Karina adalah seorang wanita yang sedang bertugas di Jakarta. Karina adalah
seorang pengusaha dan kebetulan selama 4 hari dinas di Jakarta.
"Karin, kamu kenal Yanti dimana?"
tanyaku.
Yanti adalah teman chattingku di YM, aku dan Yanti
sering online bersama. Dan kami terbuka satu sama lain dalam hal apapun. Begitu
juga kisah rumah tangga, bahkan masalah sex sekalipun. Mulutnya yang mungil
menjelaskan dengan penuh semangat.
"Emangnya Yanti menikah kapan? Aku kok nggak
pernah diberitahu sih," tanyaku penuh penasaran.
"Dia menikah dua minggu yang lalu dan aku
nggak tahu kenapa dia nggak mau memberi tahu kamu sebelumnya," Jawabnya
penuh pengertian.
"Ooo, begitu..." kataku sambil
manggut-manggut.
"Ini adalah hari pertamaku di Jakarta dan aku
berencana menginap 4 hari, sampai urusan kantorku selesai," jelasnya tanpa
aku tanya.
"Sebenarnya tadi Yanti juga mau dateng tapi
berhubung ada acara keluarga jadi kemungkinan dia akan datang besok harinya dia
bisa dateng," jelasnya kembali.
"Memangnya Mbak Karina menginap dimana
nih?" tanyaku penasaran.
"Kebetulan sama kantor sudah dipesankan kamar
buat aku di hotel H..."jelasnya.
"Mmm, emangnya Mbak sama siapa sih?"
tanyaku menyelidik.
"Ya sendirilah, Joko... Makanya saat itu aku
tanya Yanti," katanya
"Tanya apa?" tanyaku mengejar.
"Apakah punya teman yang bisa menemaniku
selama aku di Jakarta," katanya.
"Dan dari situlah aku tahu nomor telepon
kamu," lanjutnya.
Tanpa terasa waktu sudah menunjukan pukul 10.25
wib, dan aku lihat sekelilingku pertokoan mulai sepi karena memang sudah mulai
larut malam. Dan toko pun sudah mulai tutup.
"Jok.. Kamu mau anter aku balik ke hotel
nggak?" tanyanya.
"Boleh, masa iya sih aku tega sih biarin kamu
balik ke hotel sendirian," kataku.
Setelah obrolan singkat, kami segera menuju
parkiran mobil dan segera meluncur ke hotel H... Yang tidak jauh dari pusat
pertokoan Plasa Senayan. Aku dan Karina bergegas menuju lift untuk naik ke
lantai 5, dan sesampainya di depan kamarnya, Karina menawarkan aku untuk masuk
sejenak. Bau parfum yang mengundang syaraf kelaki-lakianku serasa berontak
ketika berjalan dibelakangnya.
Dan ketika aku hendak masuk ternyata ada dua orang
wanita yang sedang asyik ngegosip dan mereka pun tersenyum setelah aku masuk
kekamarnya. Dalam batinku, aku tenyata dibohongi ternyata dia nggak sendiri.
Karina pun memperkenalkan teman-temannya yang cantik dan juga sex yang berbadan
tinggi dan juga mempunyai payudara yang besar dia adalah Miranda(36b) sedangkan
yang mempunyai badan yang teramat sexy ini dan juga berpayudara yang sama
besarnya bernama Dahlia(36b). Dan mereka pun mempersilahkan aku duduk.
Tanpa dikomando lagi mereka pun perlahan-lahan
memulai membuka pakaian mereka satu persatu, aku hanya bisa melotot saja tak
berkedip sekali pun, tak terasa adik kecilku pun segera bangun dari tidurnya
dan segera bangun dan langsung mengeras seketika itu juga. Setelah mereka
telanjang bulat terlihatlah pemandangan yang sangat indah sekali dengan
payudara yang besar, Karina pun langsung menciumku dengan ganasnya aku sampai
nggak bisa bernafas karena serangan yang sangat mendadak itu dan aku mencoba
menghentikannya.
Setelah itu dia pun memohon kepadaku agar aku
memberikan kenikmatan yang pernah aku berikan sama Yanti dan kawan-kawan.
Setelah itu Karina pun langsung menciumku dengan garangnya dan aku pun nggak
mau tinggal diam aku pun langsung membalas ciumannya dengan garang pula, lidah
kamipun beraduan, aku mulai menghisap lidahnya biar dalam dan juga sebaliknya.
Sedangkan Miranda mengulum penisku ke dalam mulutnya, mengocok dimulutnya yang
membuat sensasi yang tidak bisa aku ungkapkan tanpa sadar aku pun mendesah.
"Aaahhh enak Mir, terus Mir hisap terus,
aaahhh..."
Sedangkan Dahlia menghisap buah zakarku dengan
lembutnya membuat aku semakin nggak tertahankan untuk mengakhiri saja
permaianan itu. Aku pun mulai menjilati vagina Karina dengan lembut dan
perlahan-lahan biar dia bisa merasakan permaianan yang aku buat. Karina pun
menjerit keras sambil berdesis bertanda dia menikmati permainanku itu.
Mirandapun nggak mau kalah dia menghisap
payudaranya Karina sedangkan Dahlia mencium bibir Karina agar tidak berteriak
ataupun mendesis. Setelah beberapa lama aku menjilati vaginanya terasa badannya
mulai menegang dan dia pun mendesah.
"Jok... Akuuu mauuu keeeluuuarrr."
Nggak beberapa lama keluarlah cairan yang sangat
banyak itu akupun langsung menghisapnya sampai bersih tanpa tersisa. Setelah
itu aku pun langsung memasukkan penisku ke dalam vagina Karina, perlahan-lahan
aku masukkan penisku dan sekali hentakan langsung masuk semua ke dalam
vaginanya yang sudah basah itu. Aku pun langsung menggenjotnya dengan sangat
perlahan-lahan sambil menikamati sodokan demi sodokan yang aku lakukan dan
Karina pun mulai mendesah nggak karuan.
"Aaahhh enak Jok, terus Jok, enak Jok, lebih
dalam Jok aaahhh, ssttt.."
Membuat aku bertambah nafsu, goyanganku pun semakin
aku percepat dan dia mulai berkicau lagi.
"Aaahhh enak Jok, penis kamu enak banget Jok,
aaahhh..."
Setelah beberapa lama aku mengocok, diapun mulai
mengejang yang kedua kalinya akupun semakin mempercepat kocokanku dan tak
beberapa lama aku mengocoknya keluarlah cairan dengan sangat derasnya dan
terasa sekali mengalir disekitar penisku. Akupun segera mencabut penisku yang
masih tegang itu. Miranda segera mengulum penisku yang masih banyak mengalir
cairan Karina yang menempel pada penisku, sedangkan Dahlia menghisap vaginanya
Karina yang masih keluar dalam vaginanya dengan penuh nafsunya.
Miranda pun mulai mengambil posisi, dia diatas
sedangkan aku dibawah. Dituntunnya penisku untuk memasuki vaginanya Miranda dan
serentak langsung masuk. Blesss... Terasa sekali kehangatan didalam vaginanya
Miranda. Dia pun mulai menaik turunkan pantatnya dan disaat seperti itulah dia
mulai mempercepat goyangannya yang membuat aku semakin nggak karuan menahan
sensasi yang diberikan oleh Miranda.
Dahlia pun mulai menghisap payudara Miranda penuh
gairah, sedangkan Karina mencium bibir Miranda dengan garangnya, Miranda
mempercepat goyangannya yang membuat aku mendesah.
"Aaahhh enak Mir... Terus Mir... Goyang terus
Mir... Lebih dalam lagi Mir... Aaahhh sssttt"
Dan selang beberapa menit aku merasakan penisku
mulai berdenyut,
"Mir... Aku... ingiiin keeeluuuaaarrr"
Seketika itu juga muncratlah air maniku didalam
vaginanya, entah berapa kali munceratnya aku nggak tahu karena terlalu
nikmatnya dan diapun masih mengoyang semakin cepat. Seketika itu juga tubuhnya
mulai menegang dan terasa sekali vaginanya berdenyut dan selang beberapa lama
keluarlah cairan yang sangat banyak sekali, aku pun langsung mengeluarkan
penisku yang sudah basah kuyup ditimpa cairan cinta. Mereka pun berebutan
menjilati sisa-sia cairan yang masih ada dipenisku, Dahlia pun langsung
menjilati vaginanya Miranda yang masih mengalir cairan yang masih menetes di
vaginanya. Akupun melihat mereka seperti kelaparan yang sedang berebutan
makanan, setelah selang beberapa lama aku mulai memeluk Dahlia dan aku pun
mulai mencium bibirnya dan mulai turun ke lehernya yang jenjang menjadi
sasaranku yang mulai menari-nari diatasnya.
"Ooohhh... Joko... Geeelli..." desah
Dahlia.
Serangan bibirku semakin menjadi-jadi dilehernya,
sehingga dia hanya bisa merem melek mengikuti jilatan lidahku.
Miranda dan Karina mereka asyik berciuman dan
saling menjilat payudara mereka. Setelah aku puas dilehernya, aku mulai
menurunkan tubuhnya sehingga bibirku sekarang berhadapan dengan 2 buah bukit
kembarnya yang masih ketat dan kencang. Aku pun mulai menjilati dan sekali-kali
aku gigit puntingnya dengan gigitan kecil yang membuat dia tambah terangsang
lagi dan dia medesah.
"Aaahhh enak sekali Jok... Terus Jok hisap
terus Jok enak Jok aaahhh sssttt.."
Dahlia pun membalasnya dengan mencium bibirku
dengan nafsunya dan setelah itu turun ke pusar dan setelah itu dia mulai
mengulum, mengocok, menjilat penisku didalam mulutnya. Setelah dia puas aku
kembali menyerangnya langsung ke arah lubang vaginanya yang memerah dan
disekelilingi rambut-rambut yang begitu lebat. Aroma wangi dari lubang
kewanitaannya, membuat tubuhku berdesis hebat. Tanpa menunggu lama lagi,
lidahku langsung aku julurkan kepermukaan bibir vagina.
Tanganku bereaksi untuk menyibak rambut yang tumbuh
disekitar selangkangannya untuk memudahkan aksiku menjilati vaginanya.
"Sssttt... Jok... Nikmat sekali...
Ughhh," rintihnya.
Tubuhnya menggelinjang, sesekali diangkat
menghindari jilatan lidahku diujung clitorisnya. Gerak tubuh Dahlia yang
terkadang berputar-putar dan naik turun, membuat lidahku semakin menghujam
lebih dalam ke lubang vaginanya.
"Joko... Gila banget lidah kamu..."
rintihnya
"Terus... Sayang... Jangan lepaskan..."
pintanya.
Paha Dahlia dibuka lebar sekali sehingga memudahkan
lidahku untuk menjilatnya. Dahlia menggigit bibir bawahnya seakan menahan rasa
nikmat yang bergejola dihatinya.
"Oohhh... Joko, aku nggak tahan...
Ugh..." rintihnya.
"Joko cepet masukan penis kamu aku sudah nggak
tahan nih," pintanya.
Perlahan aku angkat kaki kanannya dan aku baringkan
ranjang yang empuk itu. Batang kemaluanku sudah mulai mencari lubang
kewanitaannya dan sekali hentak.
"Bleest.." kepala penisku menggoyang
vaginanya Dahlia.
"Aowww... Gila besar sekali Jok... Punya
kamu," Dahlia merintih.
Gerakan maju mundur pinggulku membuat tubuh Dahlia
mengelinjang hebat danm sesekali memutar pinggulnya sehingga menimbulkan
kenikmatan yang luar biasa dibatang kemaluanku.
"Joko... Jangan berhenti sayang...
Oogghhh," pinta Dahlia.
Dahlia terus menggoyangkan kepalanya kekanan dan
kekiri seirama dengan penisku yang menghujam dalam pada lubang kewanitaannya.
Sesekali Dahlia membantu pinggulnya untuk berputar-putar.
"Joko... Kamu... Memang... Jagoo...
Ooohhh," kepalannya bergerak ke kiri dan ke kanan seperti orang triping.
Beberapa saat kemudian Dahlia seperti orang
kesurupan dan ingin memacu birahinya sekencang mungkin. Aku berusaha
mempermainkan birahinya, disaat Dahlia semakin liar. Tempo yang semula tinggi
dengan spontan aku kurangi sampai seperti gerakan lambat, sehingga centi demi
centi batang kemaluanku terasa sekali mengoyang dinding vagina Dahlia.
"Joko... Terus... Sayang... Jangan
berhenti..." Dahlia meminta.
Permainanku benar-benar memancing birahi Dahlia
untuk mencapai kepuasan birahinya. Sesaat kemudian, Dahlia benar-benar tidak
bisa mengontrol birahinya. Tubuhnya bergerak hebat.
"Joko... Aakuuu... Kelluuuaaarrr...
Aaakkkhhh... Goyang sayang," rintih Dahlia.
Gerakan penisku kubuat patah-patah, sehingga
membuat birahi Dahlia semakin tak terkendali.
"Jok... Ooo... Aaammmpuuunnn," rintihnya
panjang.
Bersamaan dengan rintihan tersebut, aku menekan
penisku dengan dalam hingga mentok dilangit-langit vagina Dahlia. Aku merasakan
semburan cairan membasahi seluruh penisku.
Dahlia yang sudah mendapat kedua orgasmenya,
sedangkan aku masih berusaha untuk mencari kepuasan birahiku. Posisi Dahlia,
sekarang menungging. Penisku yang masih tertancap pada lubang vaginanya
langsung aku hujamkan kembali ke lubang vaginanya Dahlia.
"Ooohhh... Joko... Kamu... Memang...
Ahli..." katanya sambil merintih.
Kedua tanganku mencengkeram pinggul Dahlia dan
menekan tubuhnya supaya penisku bisa lebih menusuk ke dalam lubang vaginanya.
"Dahlia... Vagina kamu memang enak
banget," pujiku.
"Kamu suka minum jamu yaaa kok seret?"
tanyaku.
Dahlia hanya tersenyum dan kembali memejamkan
matanya menikmati tusukan penisku yang tiada hentinya. Batang kemaluanku terasa
dipijiti oleh vagina Dahlia dan hal tersebut menimbulkan kenikmatan yang luar
biasa. Permainan sexku diterima Dahlia karena ternyata wanita tersebut bisa
mengimbangi permainan aku.
Sampai akhirnya aku tidak bisa menahan kenikmatan
yang mulai tadi sudah mengoyak birahiku.
"Dahlia... Aku mau... Keluar..."kataku
mendesah.
"Aku juga sayang... Ooohhh... Nikmat terus...
Terus..." Dahlia merintih.
"Joko... Keluarin didalam... Aku ingin rasakan
semprotan... Kamu..." pintanya.
"Iya sudah... Ooogh... Aaakhhh..."
rintihku.
Gerekan maju mundur dibelakang tubuh Dahlia semakin
kencang, semakin cepat dan semakin liar. Kami berdua berusaha mencapai puncak
bersama-sama.
"Joko... Aku... Aku... Ngaaak kkuuaaattt...
Aaakhhh" rintih Dahlia.
"Aku juga sudah... Ooogh... Dahhh," aku
merintih.
"Crut... Crut... Crut..." spermaku
muncrat membanjiri vaginanya Dahlia.
Karena begitu banyak spermaku yang keluar, beberapa
tetes sampai keluar dicelah vagina Dahlia. Setelah beberapa saat kemudian
Dahlia membalikkan tubuhnya dan berhadapan dengan tubuhku.
"Joko, ternyata Yanti benar, kamu jago banget
dalam urusan sex. Kamu memang luar biasa" kata Dahlia merintih.
"Biasa aja kok Mbak, aku hanya melakukan
sepenuh hatiku saja," kataku merendah.
"Kamu luar biasa.." Dahlia tidak
meneruskan kata-katanya karena bibirnya yang mungil kembali menyerang bibirku
yang masih termangu.
Segera aku palingkan wajahku ke arah Karina dan
Miranda, ternyata mereka sudah tertidur pulas mungkin karena sudah terlalu
lelah, dan akupun tak kuasa menahan lelah dan akhirnya akupun tertidur pulas.
Dan setelah 4 jam aku tertidur aku pun terbangun karena ada sesuatu yang sedang
mengulum batang kemaluanku dan ternyata Miranda sudah bangun dan aku pun
menikmatinya sambil menggigit bibir bawahku. Dan kuraih tubuhnya dan kucium
bibirnya penuh dengan gairah dan akhirnya kami pun mengulang kembali sampai
besok harinya. Dengan terpaksa aku menginap karena pertarunganku dengan mereka
semakin seru aja.
Ketika pagi telah tiba akupun langsung ke kamar
mandi di ikuti oleh mereka dan akupun mandi bareng dan permainan dimulai
kembali didetik-detik ronde terakhir. Tanpa terasa kami berempat sudah naik
didalam bathup, kami mandi bersama. Guyuran air dipancurkan shower membuat
tubuh mereka yang molek bersinar diterpa cahaya lampu yang dipancarkan ke
seluruh ruangan tersebut. Dengan halus, mereka menuangkan sabun cair dari
perlengkapan bag shop punya mereka. Aku mengosok keseluruh tubuh mereka satu
persatu, sesekali jariku yang nakal memilih punting mereka.
"Ughhh... Joko..." mereka merintih dan
bergerak saat aku permainkan puntignya yang memerah.
Sebelum aku meinggalkan mereka, kami berempat
berburu kenikmatan. Dan entah sudah berapa kali mereka yang sedang membutuhkan
kehangatan mendapatkan orgasme. Kami memburu kenikmatan berkali-kali, kami
berempat memburu birahinya yang tidak kenyang.
Sampai akhirnya waktu menunjukkan pukul 08.00 wib,
dimana aku harus berangkat kerja dan pada jam seperti ini jalanan macet akupun
mempercepat jalannya agar tidak terkena macet yang berkepanjangan. Aku
meninggalkan Hotel H... Sambil menikmati sisa-sisa kenikmatan yang sudah
ditinggalkan oleh permainan tadi.
TAMAT